Sesungguhnya tak tahu apa yang hendak aku bagikan di sini. Yang aku tahu, perlu ada sesuatu yang kutinggalkan. Sekalipun bila tak ada sesuatu yang penting di dalamnya. Hehehe… Kalau mau menjadi idealis, tentu saja aku mau meninggalkan jejak yang bisa menjadi inspirasi bagi mereka yang membaca tulisan ini. Hingga aku mulai menyadari, menjadi idealis itu melelahkan sekali. Mungkin… inilah saatnya aku menanggalkan sebentar idealisme itu. Sebab kalau aku masih membiarkannya ada sekarang, kemungkinan tulisan ini akan berakhir menjadi kumpulan draft yang tak kunjung dipublikasikan. Seperti teman-temannya yang lain. Sejak tulisan terakhir yang di post di blog ini, sebenarnya sudah banyak tulisan yang mengantri untuk dituntaskan dan diterbitkan. Bentar, kesannya seperti penulis yang sangat produktif ya? Hehehe… Lonjakkan ide yang hadirnya tak terduga tanpa mengenal waktu dan tempat, menyuburkan keinginan untuk menjadikannya nyata. Ternyata aku memang seproduktif itu dalam menciptakan tar...
Kapan waktu yang tepat untuk kumpul bersama sekaligus menyambung kembali komunikasi yang terputus-putus? Bila tambah setahun lagi, hidupku tak ubahnya Bang Toyib . Sudah dua kali puasa dan dua kali lebaran aku belum berkesempatan untuk pulang ke kampung halaman. Apa tidak rindu? Oh… jangan ditanya sebesar apa rindu ini menggunung. Terlebih rinduku pada Sate Blora dan Warung bakso pinggir sawah di Blitar yang selalu aku kunjungi tiap pulang. Hmm... ternyata pikirannya memang tak jauh dari makanan ya? 😏 Bercanda… Salah satu dari semua yang kurindu dan amat sangat rela untuk mengulanginya lagi adalah momen bisa kumpul bareng dan ngobrol dengan saudara yang jarang ditemui. Bahkan sekadar nongkrong dan berburu jajan bareng di alun-alun kota pun gak masalah. Asal jangan diajak adu nasib dulu sih, aku sedang tidak imun untuk yang satu itu. Agenda paling umum kalo kumpul Dan rindu ini seperti biasa membuatku termenung. Bila pada para sepupu dan saudara jauh saja aku bisa begitu rindu, a pa k...