Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2015

We Could Be In Love

Apakah hanya aku yang merasakan, tuan?   Akhir-akhir ini pikiranku seolah bergerak semaunya sendiri. Semakin meluas dan lebih jauh bila itu tentangmu.  Aku bertanya pada diriku sendiri tentang petanda di balik semua ini. Sapaanmu yang ramah. Senyum yang begitu manis. Serta mata yang berbinar, seolah memiliki segudang cerita yang mengajakku menyelami kedalamannya.  Apakah kamu tahu? Entah sejak kapan rasanya berbeda. Ketika tidurku menjadi lebih nyenyak dari sebelumnya. Ketika hariku menjadi lebih indah, menikmati setiap detik yang terlewat tiap kali kau dan aku bersama. Serta menanti pergantiannya kala kita berjauhan .  Seperti bintang yang begitu bersinar terang ketika kau berada di sampingku.   Denganmu, langkah-langkah menjadi ringan.  Denganmu, hari menjadi penuh warna yang memiliki aneka ragamnya.  Denganmu, mimpi yang mustahil terasa mudah untuk terengkuh.  Denganmu, seakan aku melupakan hiruk pikuk dunia yang carut marut. Apakah ini hanya khayalan belaka, t

Surat Kepada Kawan

Apa kabar kawan? Bagaimana harimu saat ini? Menyenangkan atau sebaliknya? Apakah kau lelah menjalaninya? Aku rasa tidak seberapa dibandingkan dengan tergapainya mimpimu. Karena pada akhirnya kau berhasil meraihnya bukan? Kawan… Kalau saja kau memiliki banyak waktu, sempatkanlah untuk membaca suratku ini. Maaf, kalau hadirnya tulisan ini dihadapanmu malah mengganggu kegiatanmu. Maaf, jika tulisan ini menyita pikiranmu. Maafkan aku yang mengganggumu kawan. Kawan… Ingatkah saat dulu ketika kita masih menggenggam mimpi yang sama? Banyak sekali rencana yang telah kita rancang dan ingin kita lakukan bukan?   Tetapi kemudian, jalan hidup mengubah segalanya. Impian yang kita rancang bersama harus gagal sebelum dilakukan. Kamu dengan jalanmu, begitu pula denganku disini. Aku bahagia. Karena pada akhirnya, kamu berhasil mengejarnya. Tetapi ada sebersit kekecewaan pada diriku. Karena kita gagal untuk mewujudkannya bersama. Mimpi itu, saat ini, kamu sendiri yang akan memperjuangkanny

Dialog Malam

Malam… Aku ingat sekali. Dulu, saat aku masih mengharapkannya, aku selalu bercerita denganmu. Bercerita tentangnya. Membiarkan angin ikut menyimak rahasia antara kita dan berharap ia akan menyampaikan pesanku padanya. Aku tidak pernah tau, apakah angin telah menceritakan semua padanya atau bahkan tidak pernah menyampaikannya. Yang jelas, aku berharap sekali suatu saat dia akan tahu apa yang aku rasakan. Setiap pagi aku terbangun, aku selalu berharap bahwa akan ada keajaiban yang terjadi antara kami nanti. Hanya dengan menatap matanya, aku bahagia Hanya dengan memperhatikannya membaca buku, aku bahagia Hanya dengan menyapanya, aku bahagia Hanya dengan ia tersenyum kepadaku, aku bahagia Ya… bahagia hanya karena hal kecil yang dilakukannya. Tetapi aku tidak pernah tahu arti dari perasaan itu. Entah karena aku yang tidak mau mengakui kalau aku jatuh padanya, atau mungkin karena aku yang begitu naïf. Tetapi sayangnya keajaiban yang aku tunggu tidak pernah ada. Hingga