Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2015

Kita Ini Pemimpi, Kita ini Pejuang

Apa yang bisa dilakukan pemimpi kecil untuk meraih impian?  Apa yang bisa dilakukan para penghayal untuk membuat hayalan mereka menjadi nyata? Jawabannya hanya satu, BERJUANG Karena hidup tak sama lagi seperti ketika dalam buaian. Karena hidup tak sama lagi seperti ketika di bangku sekolah, dimana hidup menaati aturan. Karena hidup tak sama lagi, memiliki kebebasan. Tetapi tidak boleh kebablasan. Wahai para generasi muda, sadarlah… karena mulai detik ini, hidup kita tergantung pada apa yang kita lakukan. Hidup ini kitalah yang membawanya. Bagaimana nasib suatu bangsa, kitalah yang menentukan. Maka, disusunlah mimpi-mimpi itu. Dirancanglah jalan yang akan ditempuh. Dimulailah perjuangan yang tiada akhir ini. Wahai para generasi muda, sadarlah… kita ini pemimpi. Pemimpi yang memimpikan ilmu hingga tingkat langit yang tak terhingga. Pemimpi yang ingin meraih gerbang kesuksesan yang masih terhalang dimensi waktu. Pemimpi yang ingin membahagiakan sumber kekuatan ter

Di Persimpangan Hati

“ Apa yang kamu inginkan? ” Ia berpikir sejenak, sebelum memastikan pilihannya. “Aku ingin kamu.” Yang bertanya hanya bisa mendesah kecewa mendengar jawaban yang ditanya. “Sebaiknya lupakan saja aku,” ujarnya pelan, tetapi penuh penegasan. “Kenapa? Kenapa aku harus melupakanmu?" “Karena kita tidak sejalan” “Tetapi aku bisa melakukannya, jika aku mengusahakannya” “Apakah kamu bisa menentang apa yang digariskan Tuhan padamu?” Ia kembali berpikir. Dia benar. Sekeras apapun ia mencoba, pada akhirnya Tuhanlah yang menentukan. “Tapi apa salahnya aku mencoba? Biarkan aku mengusahakannya. Beri aku satu kali lagi kesempatan.” Yang bertanya hanya menggeleng. Tidak, ini tidak baik untuknya dan untuk dia. “Percuma saja jika kamu mencoba. Itu hanya akan mengorbankan waktumu.” “Tapi aku tidak merasa membuang waktuku.” “Tetapi orangtuamulah yang nantinya akan kecewa. Mereka sudah lama menunggumu.” Ia mendesah kecewa. Kenapa dia tidak mengerti? Selama ini,

Teruntuk Kamu yang Tak Lagi Kusentuh

Lama sekali rasanya aku tidak bertemu denganmu. Bagaimana keadaanmu kini? Ah… aku lupa. Kamu tetaplah kamu. Tak berubah sekalipun. Hanya saja aku yang berbeda dan mulai meninggalkanmu. Mungkin aku jahat. Memang, aku jahat padamu. Aku tidak lagi menyediakan waktu untukmu. Aku hanya memikirkan diriku sendiri. Teruntuk kamu yang masih berada disana, Kalau saja temanku tidak menceritakanmu padaku, mungkin aku juga tidak akan mengingatmu. Apalagi sampai menulis seperti ini. Kamu adalah bagian dari masa laluku. Bukankah tidak baik terlalu sering menatap masa lalu untuk bisa melangkah maju? Tetapi kemudian aku tersadar. Bukan berarti kamu akan selamanya berada di sana, di masa laluku. Bisa saja kamu menjadi bagian dari masa depanku yang masih misteri. Ah iya, tidak seharusnya aku benar-benar melupakanmu bukan? Maafkan aku, yang kini kembali mengingatmu. Aku benar-benar lupa jika hukum alam berlaku. Tentu saja, aku tidak ingin kamu menyakitiku seperti yang kulakukan padamu. Mungkin t