Langsung ke konten utama

Postingan

Hallo, Maret

Hello  March... Oh, now already the 3rd month?   Hehehe... Sejujurnya, aku tidak tahu, selebrasi khusus apa yang dilakukan orang pada bulan ini. Google juga tidak memberitahukannya padaku. Ah, tetapi, bukankah pada umumnya, orang-orang yang berada pada negara empat musim menyambut musim semi?  Seketika saja anganku berkelana di balik rimbunnya mekaran sakura. Atau putihnya dunia yang perlahan meluruh, berganti hijau yang teduh dengan langit biru menggantung diatas sana. Lalu beberapa pemuda dan pemudi menikmatinya dengan bercengkrama, ataupun mengabadikannya dalam lensa kamera. Ada pula beberapa keluarga yang menikmati angin musim semi berhembus. Menikmati piknik di bawah pohon yang kembali menghijau, ataupun menyambut sinar matahari yang menyapa kembali.  Lalu aku, hanya terdiam disini. Di suatu pojok ruang dengan khayal tentang musim semi yang biasa kulihat pada drama, atau film, atau juga novel dan komik. Hahahaha... Hanya membayangkan...

Romansa dalam Lembaran Kain

Sebenarnya rada telat sih untuk menceritakan ini sekarang. Sebab cerita kali ini terjadi beberapa bulan yang lalu. Tepatnya, ketika aku sedang sibuk mempersiapkan salah satu perintilan pernikahan. Apa? Pernikahan? Iya. Kalian gak salah baca kok. Memang saat itu aku sedang mempersiapkan kebutuhan untuk sebuah pernikahan. Lebih tepatnya bukan pernikahanku. Nah... Entah karena emang udah kelamaan menyendiri, atau emang kurang hal-hal manis dalam hidup, beberapa kejadian sembari mencari sepotong kain ini membuatku sensitif alias gampang tersentuh alias terbawa perasaan (baper) padahal cuma hal kecil doang. Apalagi, ini bukan persiapan pernikahan sendiri.  Singkat cerita, kisah ini dimulai ketika aku memasuki kawasan pertokoan kain di Denpasar. Memang, sedari menjelajahi satu persatu toko, mataku gak berhenti mengamati gulungan-gulungan kain yang dipamerkan dengan beragam warna, jenis, ataupun motifnya, walaupun hanya dari emperan toko sih. Begitu juga ketika memasu...

Hallo, Februari

  Katanya, ini adalah salah satu bulan yang banyak mengukir momen spesial . Ah, masa? Aku tidak mempercayainya. Hei… tunggu dulu, Bukan berarti Februari merupakan masa kelam bagiku pada hitungan sebelumnya. Aku juga tidak membencinya. Sebab pada bulan ini, seorang yang sangat berarti bagiku pun diutus ke dunia olehNya. Hanya saja, Februari menurutku sama saja seperti hitungan lainnya. Kecuali untuk hari itu. Beberapa mungkin sependapat denganku. Menganggap hitungan ini istimewa karena kehadiran seseorang yang berarti. Atau mungkin, bisa saja memperingati hari kehadirannya sendiri. Tetapi aku tidak buta tentang sesuatu yang dianggap spesial secara universal di bulan ini. Aku juga tahu, di luar sana, beberapa menjadikannya spesial dan menandainya dengan menjalin suatu hubungan. Terlebih, yang berhubungan dengan cinta. Entah dengan mengekspresikan sebuah rasa, atau mendeklarasikan suatu hubungan. Sejak lama, aku hanya memerhatikan pernak-pernik y...

Hallo, Januari...

  ‘ Manusia hanya bisa berandai-andai, Tuhanlah yang akan menentukan ’ Iya… aku paham. Euforia tahun baru terasa mengental dalam bulan ini. Coba saja tengok, berapa banyak yang menuliskan harapannya untuk lembaran yang baru. Berapa banyak yang sibuk menyusun rencana pada bulan ini. Hitung pula, berapa banyak dari mereka yang berlomba untuk menuliskan pencapaian yang akan dilakukan pada beragam media. Banyak, bukan? Ah… aku tidak ingin berkomentar lebih jauh. Aku paham, itu kebebasan mereka. Bukan suatu masalah besar bagiku. Sebab bukankah setiap manusia punya andil pula dalam menulis sendiri ceritanya? Jadi, biar saja. Lalu adakah manusia yang lebih memilih untuk tidak melakukan semua yang kutuliskan? Hahaha… ada. Aku salah satunya. Untuk kamu yang juga merasa, kamu tidak sendiri. Aku tidak menuliskan mimpiku. Juga apa yang ingin aku tuju. Bukannya tidak ingin bermimpi. Bukan juga pasrah pada kehidupan. Hanya saja, aku yang tidak percaya pada momentum menulisk...

Tentang Desember

  Entah kemilau kembang api atau langit mendung yang tengah menahan hujan diluar sana, yang menemaniku melukis catatan di lembaran terakhir. Hitungan ini sudah genap setahun. Desember menjadi batasan selamat datang dan selamat tinggal. Lalu... Masih seperti bulan sebelumnya. Tidak mudah untuk mengungkapkan sebuah pemikiran dalam barisan kata yang tertata. Belum banyak yang berubah dari mereka untuk bisa bekerjasama. Ah... Iya, ada sesuatu yang masih aku lupakan. Terima kasih, kepada aku, dari aku. Terima kasih karena mau sedikit melawan ego untuk pindah dan tak berdiam di tempat. Terima kasih untuk menahan sedikit keterbatasan yang kurang menyenangkan. Terima kasih, untuk bertahan walau terpaksa. Setidaknya sudah banyak hal yang kita pahami dan pelajari bersama. Iya, aku tahu. Hasil kita tak sepenuhnya menuntaskan rancangan sebelumnya. Tak perlu saling menyalahkan. Penyangkalanmu, dan penundaanku adalah kombinasi sempurna bagi kita untuk saling paham. Kombinasi yang juga...

Being Fearless to Speak Up!

For those, who haven’t any courage to speak up, I know, most people I met in person out there said that I'm too talkative. In fact, hmm, maybe. Depend on the occasion that occur. But I do realize sometimes that there is an energy that boost up my mood when I’m surrounded by people. So, it makes me automatically talking a lot of things around just in a minute. I can make the conversation last longer sometimes when talking to a stranger I just met. Obviously, it could jump from a topic to another and back again to the first topic that we talked before. Well, I just realized it when I’m writing this a minute ago. Hey… I bet you’re already tired just by reading this introduction. See… could you imagine that? Maybe it's because of my curiosity. I don’t know exactly where some random topics that across my mind are comes from so I have some things to talk about, but I’m grateful. At least, the person whom I talked to didn’t feel bored while we're talking (or I guess th...

Tentang November

Tanpa terasa, sebentar lagi November pun berlalu. Menjadi bulan kesebelas yang telah terlewati sepanjang tahun ini. Apa kabar aku? Sejujurnya aku ingin berkata bahwa aku masih seperti yang dulu. Hanya saja, hal itu semakin mempertegas bahwa aku masih berada di tempat yang sama. Tak sekalipun untuk berpindah. Padahal, mungkin saja aku hanya tidak terlalu memperhatikan sudah seberapa jauh meninggalkan jejak? Sekecil apapun, sebenarnya aku, ah tidak, kita berproses. Mungkin aku tidak menyadarinya. Mungkin kita tidak peka pada perubahannya. Ya, wajar bila kita terkadang kurang bersyukur atas apa yang terjadi dalam hidup, bahkan hal pahit sekalipun. Ah… aku tidak sedang berakting sebagai orang yang bijak. Seperti yang telah kamu baca pada bulan-bulan sebelumnya, bahwa tulisan ini adalah bentuk refleksi dari diri sendiri yang masih sering lupa. Maka disinilah peran tulisan-tulisan itu. Membawa kembali memori selama sebulan terakhir, juga seberapa jauh aku berubah dalam set...