Langsung ke konten utama

Hallo, Januari...

 


Manusia hanya bisa berandai-andai, Tuhanlah yang akan menentukan

Iya… aku paham. Euforia tahun baru terasa mengental dalam bulan ini. Coba saja tengok, berapa banyak yang menuliskan harapannya untuk lembaran yang baru. Berapa banyak yang sibuk menyusun rencana pada bulan ini. Hitung pula, berapa banyak dari mereka yang berlomba untuk menuliskan pencapaian yang akan dilakukan pada beragam media. Banyak, bukan?

Ah… aku tidak ingin berkomentar lebih jauh. Aku paham, itu kebebasan mereka. Bukan suatu masalah besar bagiku. Sebab bukankah setiap manusia punya andil pula dalam menulis sendiri ceritanya? Jadi, biar saja.

Lalu adakah manusia yang lebih memilih untuk tidak melakukan semua yang kutuliskan? Hahaha… ada. Aku salah satunya. Untuk kamu yang juga merasa, kamu tidak sendiri.

Aku tidak menuliskan mimpiku. Juga apa yang ingin aku tuju. Bukannya tidak ingin bermimpi. Bukan juga pasrah pada kehidupan. Hanya saja, aku yang tidak percaya pada momentum menuliskan resolusi tahunan yang sudah membudaya sejak lama.

Tenang saja, aku masih normal. Masih memiliki mimpi dan harapan bagi masa depan. Menuliskan mimpi tak harus menunggu pergantian tahun bukan? Sebab bagiku, setiap hari baru adalah suatu kesempatan. Tujuan hidup tidak hanya ditentukan dalam setahun, tetapi juga apa yang akan kamu lakukan esok hari.

Tak ada yang salah dengan menuliskan mimpi untuk setahun yang akan dijalani. Hanya saja, pada jalanku tidak semudah itu. Apalagi jika harus menuliskan satu tujuan untuk satu tahun. Sebab, bagaimanapun aku berencana, Tuhan juga yang akan memutuskan. Dan aku, sebagai makhluk yang hanya diberi kesempatan punya pilihan apa selain menerima dan menjalankan?

Tidak. Seperti yang sudah kubilang, bukan berarti aku pasrah pada kehidupan saat ini. Hanya saja mari lihat bagaimana aku memenuhi rencana-rencana untuk hidup dalam bulan ini.

Tentang Januari, 

Ah… hitungan kembali dari awal. Jariku masih menghitung satu. Tak ada kata istirahat dalam bulan ini. Berdebar, berjuang, dan beranjak adalah kata-kata yang tepat untuk menggambarkan kondisi saat ini. Sudah cukup tidur panjang yang terlalu banyak dilakukan kemarin. Siap tidak siap, selamat datang pada hal yang sudah dihindari sejak lama.

Sedikit kurang tepat, tetapi… setidaknya aku masih bergerak. Bukan hanya kamu, mereka juga pernah berada pada posisi ini.

Hahaha… berkali-kali ingatkan pada dirimu sendiri untuk menerima apapun kondisimu. Menghargai jerih payahmu sendiri. Juga, lebih tegas pada suatu godaan. Jalanmu masih panjang. Ini hanya satu langkah untuk menutup babak lama. 


Jangan lupa, untuk tetap bersyukur.

Komentar