Langsung ke konten utama

Postingan

A Simple Thing that Need A Deep Thought

Tulisan ini berawal ketika aku dalam waktu yang sebenarnya tidak terlalu senggang memutuskan untuk menonton cuplikan drama sembari menunggu sebuah ide muncul dari gudangnya. Niat awal hanya ingin mencari bagian yang bisa dijadikan objek untuk tertawa bebas melepas beban yang tengah menghimpit. Apa daya? Yang aku temukan malah rasa penasaran yang meningkat dan menjadikan aku melanjutkan beberapa episode dengan mode skip pada beberapa adegan. Berkisah tentang seorang pemuda yang bisa dikatakan kurang mampu. Tetapi pada suatu titik, hidup memberinya kesempatan untuk merasakan kemewahan. Yah... memang sangat klasik. Imajinasi yang sering ditemukan dalam sebuah tulisan. Bukan karena kisahnya yang membuatku terkesan. Namun karena dialog tokohnya ketika si tokoh utama berada dalam kebimbangan. Ceritanya nih, dia memiliki seorang teman yang diceritakan dapat memahami suasana hatinya seketika pas sedang curhat ria mengenai apa yang sedang terjadi dalam hidupnya yang berubah drastis. Pert...

Teruntuk Tuan yang Mendamba Kepulangan Seseorang

Assalamualaikum. Hai, apa kabar? Ah, sebaris kalimat di atas hanyalah sekadar sapaan basa-basi biasa saja. Tapi pernahkah terbayangkan olehmu jika kalimat itu akan sering kamu dengar saat ada seseorang yang menanti hadirmu untuk pulang? Aku sudah membaca ribuan kali tulisan yang menyiratkan bait kerinduan di linimasaku. Mungkin saja salah satunya adalah tulisanmu. Ah... seandainya sajak yang kau tuliskan itu bernama. Ada dua kemungkinan yang mungkin terjadi. Pertama, bila tulisan itu memang ditujukan padaku, mungkin aku sudah memerah karena tersipu. Ada desir halus yang berdebar ketika membaca bait demi bait tulisanmu. Sebab, aku tipikel yang percaya, ungkapan yang tak mampu diucapkan, mungkin akan tersembunyi dalam sebuah tulisan. Ada kejujuran dan ketulusan yang mengalir di dalamnya walaupun tanpa sengaja. Yah... tidak sepenuhnya bisa dipercaya, sebab ini hanya kadang-kadang saja.  Sebuah rasa yang tertulis di dalamnya seolah nyata. Mungkin inilah ketika sebuah tulisan memp...

Kalau Semua Jadi Kaya, yang Miskin Siapa?

Pertanyaan ini sebenarnya sudah lama ditanyakan oleh salah seorang teman. Ketika itu, kami yang masih putih (baca: polos) terhadap dunia perkuliahan dan masa depan, bertingkah bak intelek untuk berpikir positif terhadap salah satu mata kuliah. Bukan karena kami menyukai mata kuliah itu teramat sangat. Bukan sama sekali. Tetapi karena merasa sebal dengan tugas yang diberikan. Perdebatan mengenai ide tugaspun memakan waktu yang lama. Bahkan, kami cenderung merasa bahwa ide itu masih sangat mentah dan tidak layak untuk dipresentasikan sebagai tugas. Di tengah-tengah diskusi, ada salah seorang yang berkata kurang lebih seperti ini, ‘ Toh juga gak semua mahasiswanya jadi pengusaha. ’ Saat itu, aku hanya bisa menimpali sedikit dari ucapannya itu. ‘ Emang gak sih. Tapi kan siapa tahu ke depannya bakalan perlu dengan ilmu ini .' ‘ Kalau semua orang berpikiran sama kayak kamu, Meg, semua bakalan mau jadi pengusaha. Terus kalau semua jadi pengusaha dan jadi orang kaya, yang jadi pembeli...

Ada Apa Dengan Malam Minggu?

Hallo semua, apa kabar?  Iya. Gak salah kok. Aku emang nanyain kabar kalian. Ciee, yang baper. Ciee, yang salah tebak. Ciee, yang malu. #apasihmeg    Berkaitan ini malam menuju hari minggu, tepatnya ketika aku menulis tulisan ini, aku mengalami hal yang umumnya dilakukan oleh para pasangan LDR atau mungkin yang lagi nunggu kabar dari pacarnya atau ya... sejenis itu lah. Kalau bahasa ringkasnya sih nunggu kabar. Eits, tapi bukan kabar dari si doi. Boro-boro, dikode-in aja gak peka. Ya iyalah, gimana mau peka dikode-in, mengirim kode pun tak dilakukan. Oke skip. Ini bukan saatnya membahas siapa yang aku incar. Anyway , cerita ini bermula ketika aku lagi menunggu jawaban dari si Bapak. Tapi aku gak tahu apa yang terjadi dengan pihak operator telepon. Kenapa sms ku bisa gak tepat sasaran? Yang aku kirimin pesan siapa, yang balas pesanku siapa. Jadi, demi urusan keamanan sebuah acara dari suatu organisasi rahasia yang bergerak di bawah suatu lembaga (sok mister...

Kode yang Bikin Senyum Sendiri

Alhamdulillah bisa muncul lagi disini. Hehehe... Btw, sebenarnya ada banyak hal sih yang pengen aku share . Tapi gak tahu kenapa tulisan kali ini lebih greget aja buat segera ditulis. Gegara lagi bengong gak jelas. Plus lagi hujan. Iya, hujan. Beneran deh. Gak bohong. Lah, emang kenapa kalau hujan?   Jadi, daripada bengong gak jelas sambil ngeliatin mobil lewat aja, manfaatin waktu sekalian gak salah, kan? Gak ada yang ngelarang juga kali, Meg.  Sebenarnya hujannya sendiri sih biasa aja. Bukannya aku gak suka hujan, suka banget malah. Kegiatan pas hujan paling ya, biasa. Bengong ngeliatin air hujan yang turun, abis itu isi pikiran gak jelas jalan kemana. Udah gitu... ya udah. Gitu aja. ( Apa sih, Meg?  😑 )  Tapi, apa sih yang spesial dari hujan kali ini sampai dibela-belain nulis? Hujan kali ini itu... belum aku harapkan untuk datang alias datang disaat yang kurang pas buat aku. Bukannya nolak rejeki sih, bukan. Bukan itu. Ketimbang berdoa biar gak h...

Catatan Tersembunyi

Apa kabar aku? Kenapa kau bertanya? Hariku masih baik. Matahari masih bersinar terang, menerangi langit yang menaungi pijakku. Tak ada mendung yang bergelayut pada birunya langit. Tak ada. Hariku baik-baik saja. Ah, aku sibuk sekali. Aku pergi dulu ya… Kenyataannya aku tidak baik-baik saja, Aku hanya mengenakan topeng di hadapanmu. Topeng yang sukses membuatmu percaya bahwa aku baik-baik saja. Aku berbohong. Ya… berbohong. Suatu perbuatan yang aku tahu kamu sangat membencinya. Tetapi memang harus aku lakukan. Selemah apapun itu, aku enggan untuk bersandar padamu. Kamu bukanlah siapaku. Kamu juga bukan orang yang berhak tahu bagaimana aku. Cukup tahu saja bahwa hidupku bahagia. Hidupku baik-baik saja. Kenyataannya aku tidak baik-baik saja , Matahari mungkin masih menerangi tanah yang kupijaki. Sinarnya menyentuh segala ruang dalam dimensi dimana aku berdiri. Tetapi tidak dengan ruang dalam hati. Ia gelap. Bahkan pekat akibat minim cahaya. Atau karena noda hitam telah men...

Tentang Kegagalan...

Salah satu kelemahanku mungkin gak bisa bikin judul yang agak misterius dikit ya 😅? Jadi dari judul aja udah gampang ditebak aku bakalan nulis tentang apa. Yup… kalian semua benar. Yaudah gak usah lama-lama. Silahkan dibaca ketika lagi sendiri aja. Karena ketika kamu membacanya ketika ada teman lagi curhat, nanti temanmu ngambek 😁. Dulu banget, pas lagi ngantri makan di suatu warung makan, ada suatu poster menarik yang membuatku memperhatikan dengan seksama. Bukan karena gambarnya. Tapi karena tulisan di dalamnya. Kalo aku gak salah inget, kurang lebih tulisannya begini: Ketika aku masih kecil aku bermimpi untuk menjadi juara di sekolah. Ketika aku mulai remaja aku bermimpi untuk menjadi orang sukses. Ketika aku mulai matang aku bermimpi untuk mengubah orang-orang sekitar. Ketika aku mulai tua aku bermimpi untuk mengubah dunia menjadi tempat yang lebih baik. Ketika aku berada di batas usia aku sadar bahwa yang paling penting adalah merubah apa yang ada dalam diri terlebih dulu . Kala...

Tentang Catatan Keabadian

Senja, tidak… bukan pada senja.  Inilah selingan dari satu hari dalam rutinitas  Pada akhirnya juga berakhir dalam dekapan senja. Jika goresan pena merupakan catatan keabadian, mungkin sebuah tinta mesin ketik hanyalah bentuk pengokohan saja. Sebab bait-bait kata akan luntur dalam guyuran air yang mengaburkan segala tanda baca dan juga abjadnya. Maka aku simpan dalam sebuah memori data. Bukan pada senja…. Inilah selingan tentang refleksi dari segala angan dan kehidupan Pada sebuah hari yang perlahan meninggalkan bulan, pada sebuah detik yang perlahan meninggalkan jam. Lalu kemana mereka akan beranjak? Letihkah mereka untuk sejenak menetap pada titian dalam hampa? Ah, satu syarat pun terlupa. Tak ada yang bisa mencegah kepergiannya. Jangan terlalu jumawa. Bukan pada senja… Inilah selingan dari kebisingan yang terus menderu Pada akhirnya satu hal pun menemukan arti dari sebuah tanya. Jejak yang terukir belum seberapa. Bahkan mungkin akan...