Langsung ke konten utama

Postingan

Hati-Hati itu Be Careful

Ada yang masih begadang malam ini? Begadang? Malam? Bukannya ini siang ya? Iya… iya… gak perlu nengok ke jendela atau bangkit dari posisi kalian sekarang untuk ngecek matahari masih ada di langit atau gak. Emang ini masih siang kok. Mungkin. Aku gak tau juga. Kan tergantung situasi yang membaca. * kayak ada yang baca aja. Berhubung aku kelamaan ngilang dikarenakan tuntutan tugas yang diemban calon abdi negara (read: aku) plus, kuota internet yang makin menipis dan dimanfaatin dengan sebaik-baiknya demi posting tulisan ini, jadi lebih baik kita sharing  sejenak. Manfaatkan waktu sebaik-baiknya sebelum kuota tinggal nol dan aku kembali dipanggil untuk menyelesaikan tugas yang udah manggil-manggil minta diselesaikan. Hmm… jadi gini. Sekian lama bertapa dalam dunia nyata membuat aku jadi pengamat amatiran. Pengamat apa?  Bentar lagi juga tahu. Gak serulah kalo aku bocorin di awal. Padahal, ujung-ujungnya tulisan ini juga bakalan mengarah ke sana.  Anywa...

Yakin Masih Mau Menunda?

Assalamualaikum   semua… apa kabar? Gak bosen ketemu aku lagi kan? Eh… gak ketemu ya? Oke deh, gimana kalo ganti kata ‘ketemu’ itu dengan ‘baca’? * Emang gitu gak, Meg? Sebelumnya ada cerita seru apa nih yang kalian alami hari ini? Ngomong-ngomong ini aja aku udah meluangkan waktu buat nyempetin nulis sih. Kesempatan yang sangat langka sekali, kan? Tumbenan lho. Setelah beberapa saat mencoba melarikan diri dari kejaran tugas yang sama sekali gak mau buat ditinggal. Duh, tugas aja bahkan gak mau diselingkuhin ya…     Well, cerita kali ini berawal dari aku, yang sedang amat sangat jenuhnya terhadap tugas lalu mencari pelarian dengan membuka segala macam media sosial di hape. Pada akhirnya larut dengan dunia maya yang emang gak bisa banget jadi nyata, dan mengabaikan tugas-tugas yang udah menjerit secara halus meminta dituntaskan. Setelahnya tau kan apa yang akan terjadi? Ketiduran? Bukan… Sekitar hampir setengah jam main di sosmed, ada notif yang tib...

Talking with...

Hello guys… Assalamualaykum. I’m back.  Finally, in the midst of study, I still can greeting or just dropping a 'Hi' to all of you who read this post. Welcome to my ‘unusual’ blog.😁 Can you find something unusual in this post? Yup, I’m typing in English. It might not a special one for you, but since I never write full english post here, so let's call it special. Yeah, I just thought that I need to let myself familiar with this and let some foreigner readers know what I write about. Hehehe 😁 Though I opened the dictionary many times just to express what I gotta say. Hopefully, you still can enjoy it with many messy things here. 😁✌ Ok, back to the topic that I will tell you. Hmm wait… What I actually want to write? Oh, alright, I remember now. So here is the story… Last four days ago, I walked in the beach alone. Yups... alone. Don’t laugh, okay? I was there to help my cousin to completed his research about tourism objects and asked some visito...

Pindah Blog = Pindah Rumah

Hallo 😃 Assalamualaikum semua. Bagaimana keadaan hari ini? Baik-baik aja kan? Udah kayak surat aja ini pembukaan. Sayangnya kurang ditambahin ‘ Keadaan aku disini juga baik kok. ’ Lah… emang ada yang nanya, Meg?  Oke, lupakan… Well, seperti judul postingan kali ini, dengan kesedihan yang mendalam saya harus memberitahukan sebuah kabar. Entah kalian akan merasa sedih dengan berita ini atau justru merasa senang karena salah satu penghuni blogspot yang langka ini memutuskan untuk hijrah. Jadi gak bikin sesak lagi para penghuni blogger.com Jadi beritanya, Saya memutuskan untuk…. Nungguin ya? 😁 Sebenarnya bukan suatu hal yang penting. Saya bakalan tetap menghuni blog ini kok (sekarang aku yang bingung perihal penggunaan saya atau aku. Yowess... senyamannya aja lah yak). 😁 Lah, terus apa kaitannya sama judul di atas? Nah karena itu, sebenarnya saya mau membuat pengakuan dosa di sini. Saya meng...

Susahnya Jadi Tua

Hola guys. Aloha…  Ciee yang akhirnya nongol lagi. Ciee… #apasihmeg?  Pertama-tama, izinkan saya untuk mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah menurunkan ilham untuk menulis gaje lagi di blog ini. Bukan Ilham nama orang.  Kedua-dua, terima kasih kepada kedua orang tua saya yang selalu support saya termasuk selalu mojok-mojokin saya dengan kata duit. Hehehe…peace.  Ketiga-tiga, buat kamu yang membaca atau mungkin yang selalu menengok blog ini sekedar cek post terbaru ataupun menertawakan ke-gak jelas-anku selaku penulis. Ah… maaf kalian harus buang-buang waktu demi baca post gak jelas ini. Kira-kira, udah cukup belum salam pembukanya segitu aja ? Atau mau dipanjangin lagi? Kalo sanggup bacanya aku sih ayo aja. Kan aku tergantung kamu sayang #apalagiinimeg? Anyway , Ada yang sedang menduga apa yang mau aku bahas? Atau ada yang kepo aku mau posting apaan? Gak ada ya… ?  Yaudah, aku bakalan tetap lanjutin aja sharing time kali ini...

Untuk Kamu, yang Tengah Sendiri

 sumber: lenamunzar.blogspot.com Orang bilang ini malam keramat bagi kamu yang masih dalam kesendirian. Menghabiskan sepanjang malam hanya dengan mengamati bintang. Lalu ketika kepalamu lelah mendongak, yang kau lihat hanyalah sepasang kekasih yang tengah memadu kasih. Berbagi rindu, karena seminggu tak bertemu. Merajut jalinan kisah asmara di bawah sinar rembulan. Ah... betapa romantisnya. Lalu dalam keheningan malam, kembali bertanya pada diri sendiri. Meratapi nasib yang masih seorang diri. Berandai seluas samudera, seandainya saja dia ada. Menemani kesunyian hari yang tak pernah reda. Sayangnya itu hanya sebuah bentuk pengandaian yang entah kapan menjadi nyata. Lalu setelah lelah mengandai, kakipun kembali mengukir langkahnya memasuki kamar. Memasuki ruang dimana ia selalu ada. Tempat yang mengijinkan kita melakukan apapun di dalamnya tanpa khawatir stigma negatif. Tempat itu... kini menjadi saksi bisu atas kelamnya hati. Meringkuk di bawah selimut seraya berharap...

Idealis Penakluk Perang

Ideologi adalah mimpi di siang hari yang sulit terealisasi Nyatanya hanya dimiliki kaum petinggi yang menjejaki bumi Menjadi yang paling idealis, walau kondisi semakin menipis Tak peduli pada jeritan histeris, dari kaum yang begitu tipis Yang terpenting adalah bagaimana mewujudkan visi, walau harus dibayar mati Melawan arus akan dilakukan, bila itu diperlukan Demi terwujudnya hal membanggakan yang disebut pembangunan Tak segan-segan menghalau kuatnya rintangan Apapun akan diperjuangkan selama hayat dikandung badan Tak peduli kritikan, cacian, atau makian Yang dipertaruhkan adalah hasil sebuah pemikiran yang menuai pujian Tetapi apa jadinya bila hasil tak berimbang? Apakah memilih untuk meninggalkan atau berjuang? Hanya kaum idealislah yang dapat menjawabnya tanpa bimbang Sebab ia miliki tujuan untuk pulang dengan menang Menjawab tantangan dari para penyerang yang menatap garang Layaknya auman singa yang menatap nyalang Karena mereka adalah penakluk dunia yang sejati...

Untukmu, yang Sedang Bersedih

Terima Kasih. Untuk waktunya mengijinkanku berada bersamamu. Berada diantara ratusan tugu nisan yang berada jauh dari tenda.Pagi ini aku di sana. Berada dalam kesunyian tugu nisan yang mencekam. Ini bukan uji nyali. Tetapi sebuah tugas yang wajib dilakukan. Jadilah pagi ini aku di sana. Dua hari satu malam yang melelahkan memang. Tetapi aku menikmatinya. Meskipun semangat ini kadang luruh bersama suasana hati yang berantakkan. Berada didekatmu katanya mencekam. Kuakui, itu benar. Tetapi tidak seburuk yang kukira. Berada di sekitarmu, membuatku berpikir tentangNya. Tentang tujuan kehidupan. Tentang akhir dari sebuah cerita. Banyak. Hingga saat menjelang kepulanganku. Hei, apa itu? Mengapa tangisan itu deras sekali? Seolah tangisan itu merupakan caramu mengucapkan perpisahan. Tenanglah, aku tidak apa. Bukannya aku tega. Tetapi ini waktu bagiku untuk pergi. Aku tidak mungkin berdiam diri terus bukan? Terima kasih telah mendekatkanku padaNya. Terima kasih telah membuka p...

Untukmu, yang Terlihat Sekejap Mata

Malam ini dingin. Tetapi dingin itu tidak menembus ragaku. Sebab sudah ada yang melindungiku kini. Tetapi bagian yang tak tertutupi itu bersentuhan langsung dengannya. Jadilah dingin itu menyapa dan berbagi rasanya. Semua mata terfokus pada satu titik. Beda halnya dengan mataku yang hanya tertuju padamu. Bagian yang luput dari keramaian. Bagian kecil yang terabaikan. Lepas dari satu bagian yang besar. Menari bersama angin malam yang lembut menyapa. Bertemu dengan langit malam yang begitu dingin. Binarmu merupakan hiasan. Menemani malam agar tak sendiri. Agar tak hanya hitam saja yang tampak. Penghias bagi malam yang membutuhkan teman untuk hitamnya selain putih. Sentuhan oranye yang membara Sayangnya hadirmu yang menyapa malam hanya sekilas saja tampak. Lalu kembali menghilang dalam pekatnya. Membawa tanya yang menggantung pikiran. Kemana kamu bersembunyi? Apakah melebur bersama dinginnya malam? Mengapa hanya sebentar saja hadirmu yang kurasakan? Dariku, yang merekam soso...

Untuk Kamu, yang Lupa Meluangkan Waktu

Hai, kamu. Iya, kamu! Yang tengah berkutat dengan laptop, kertas, pulpen, dan pensil. Apa kabar? Apakah begitu sibuknya hingga tak sempat untuk meluangkan waktumu? Setidaknya untukmu sendiri. Hai, kamu. Iya, kamu! Jangan lupa untuk menyisakan waktu bagi dirimu sendiri. Untukmu melepas penatmu. Jangan terus berkutat dengannya. Jangan terlalu memforsir dirimu. Ada satu hal yang perlu teringat dalam memorimu. Kamu, bukanlah robot yang bisa bekerja selama 24 jam lamanya. Kamu hanyalah manusia. Biasa saja. Tanpa memiliki kekuatan super. Hai, kamu. Iya, kamu! Mungkin kamu akan tersinggung dengan perkataanku. Aku tahu. Sangat tahu hal itu. Tugasku memang tak sebanyak milikmu. Tanggung jawabku memang tak sebesar dirimu. Tetapi ada kalanya kita tidak perlu terlalu serius. Sebab, ketika semua usai, barulah sesal datang. Membayang, tanpa kenal ampunan. Hai, kamu. Iya, kamu! Jangan lupa bahagia. Itu saja... Dariku, yang memperhatikan kesibukanmu