Langsung ke konten utama

Tapi, Kapan?

Cincin siapakah ini?


Menikah...

Ada apa dengan tanggal ini? Apa hanya karena aku yang terlalu perasa atau bagaimana? Ah… rumit untuk menjelaskan suatu fenomena yang terjadi dalam satu hari yang sama. Kenapa hari ini banyak banget dengar kabar bahagia dari teman-teman bahkan salah seorang public figure yang yah… cukup mengejutkan untuk melepas status lajangnya? Apakah mereka janjian gitu sebelumnya? Atau memang tanggal ini tercatat sebagai hari yang baik untuk mengucap janji setia? Entahlah.

Sebenarnya gak cuma tentang kabar pernikahan. Kabar dari mereka yang sedang dalam proses menuju nikah pun banyak akhir-akhir ini. I was happy to hear about their life updates, but deep down there's a thing that bothered me.

Do I really fine to hear about that?


Ini sih bukan karena perasaan iri melihat mereka segera menapaki jenjang baru kehidupan. Sama sekali tidak. Karena aku sadar, bukannya setiap orang ada masanya dan setiap masa ada orangnya? 😅 Gak menampik bahwa beberapa kabar dari mereka yang sat-set-sat-set cukup membuat aku sedikit khawatir pada diri sendiri.

I worried myself too much about the future, while each second that pass is already a future that now become the past. Mungkin seperti ini yak gambarannya ketika masa lalu dan masa depan hanya setipis lembaran kulit ari.

Sebenarnya, apa yang aku khawatirkan? 
Aku juga belum berhasil mengurainya. Hmm… mungkin beberapa hal tersebut memang masih belum bisa terurai untuk saat ini. Untuk masalah panjang yang belum jelas ujungnya, sepertinya harus aku sudahi untuk overthinkingnya.

Pertama, bukannya malah tenang, yang ada malah semakin kebanyakan pertanyaan. Kedua, gak ada gunanya. Iya, setelah berulang kali mikir dan mencari jawaban, aku sampai pada kesimpulan tersebut. Ketiga, niat mau fokus, yang ada beberapa kali fokus terputus. Terganti dengan beberapa hal yang menuntut perhatian dan itu cukup menghambat hidupku untuk saat ini. Kalau dipikir-pikir konyol juga,  aku sendiri yang buat masalah, aku sendiri yang pada akhirnya sambat 😑

Kalau soal pasangan hidup, untuk saat ini sih belum terlalu mengkhawatirkan. Aku yakin, ada saatnya aku akan menjumpainya. It’s just a moment sih sebenarnya, yang tentu saja di luar kuasaku. Ada suatu titik dimana kita akan saling bertemu, mengenal, dan memutuskan langkah selanjutnya untuk menjalani hidup bersama. Cieilah….

Masalahnya, jangan tanya di titik yang mana, sebab aku pun tak tahu. Apakah itu masih beberapa waktu lagi, ataukah sebenarnya sedang aku jalani. Kalau memang sedang aku jalani untuk saat ini (dan aku masih belum sadar perihal itu), aku harap dia mau bersabar untuk mengerti tentang aku yang masih banyak konflik ini. Tapi… sampai kapan?


Sebagai makhluk yang pada akhirnya menyadari ada beberapa hal yang gak bisa aku lakukan sendiri, aku sadar-sesadar-sadarnya, masih memerlukan teman untuk menjalani kehidupan bersama kedepannya. Tapi untuk saat ini, aku gak yakin untuk mengundang masuk seseorang dalam hidup sedang aku masih chaos. Terlalu banyak ketidakpastian yang harus aku ubah menjadi pasti, setidaknya untukku sendiri. Aku yakin, ketika titik ini sudah terlewati, pasti ada waktunya untuk aku masuk ke tahap selanjutnya. Tapi, kapan?

Dalam pemikiran yang panjang itu, aku juga paham pada akhirnya kita gak bisa hanya duduk dan menunggu keajaiban itu datang begitu saja. Well, sadly this is the truth. We're not living in a fairytale which always show happiness. Meskipun, mungkin ada saat dimana kita ketemu terobosan yang bisa membuat hidup kita bisa melejit ke puncaknya suatu saat nanti.

Tapi...kapan?

Komentar

Posting Komentar