Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2015

Catatan Akhir Tahun

Tahun yang berganti Hari yang berganti Umur yang akan berganti Tetapi... kenapa harapan gak ganti-ganti? Hufft... kayaknya masih ngarepin yang itu aja. Makin baik ke depannya 😁. Habisnya aku sendiri sebenernya gak punya planning apapun untuk saat ini. Karena masih amat sangat berubah-ubah tergantung mood . Misal nih, kalau udah merencanakan sesuatu, jangan heran kalau seringnya batal ditepati. Lagi-lagi, masalah mood Anyway , buat tahun ini aku gak berharap banyak. Cuma satu harapannya. Semoga bisa sesegera mungkin menemukan dia. Ups, gak ding. Semoga... semoga apa ya? *kasih waktu mikir dulu ya gaess... Ya.. semoga aku bisa tahu apa yang aku mau sesegera mungkin. Karena harapan ini dibuat bukan untuk satu tahun aja. Tapi tahun berikutnya juga. Biar hemat 😂. Aku harap sih gak mager-mageran lagi mulai sekarang. Soalnya waktu berjalan cepat. Bentar lagi aja udah resmi ganti tahun. Makanya, cepet-cepet jalanin rencananya dengan baik. Ingat, usaha dan doa serta ridhoNya

Di Persimpangan Hati 2

“Hai…,”     Namun sosok itu hanya bergeming. Tidak ingin menanggapi. Menatapnya dengan sorot dingin. “Kenapa kamu datang lagi? Bukankah kamu yang menyuruhku pergi?” Yang ditanya hanya tersenyum. Sembari mengambil tempat disampingnya. Lama tidak ada jawaban darinya.  “Bagaimana kabarmu kawan?” Ia hanya memandang bingung kepada penanya. Perasaan kesal dan marah berbaur menjadi satu. Apa pedulinya? Toh juga dia telah meninggalkannya. “Lupakanlah.. aku muak mendengarnya. Kenapa kamu datang lagi?” Yang ditanya tertawa kali ini. Meyakinkan kalau ia mulai membenci dirinya. Jujur saja… ia tak memiliki kuasa untuk menyakiti sosok diahadapannya kini. Ia hanya menjalankan apa yang disebut takdir. Takdirnya tidak menginginkannya bersatu dengan sosok ini. Seandainya saja, ia bisa mengubah takdir. Ia akan mengijinkannya untuk mengenalnya lebih dalam. Membiarkan ia jatuh cinta kepadanya. Tetapi sekali lagi ia tak punya kuasa. Ia juga tak berhak untuk dipuja lebih dari

Hujan Bulan Desember

Hai, hujan…  Lama tidak melihatmu membasahi bumi. Aku senang karena pada akhirnya kamu datang jua. Terima kasih, karena hari ini kau kembali menyapa bumi yang semakin gersang semenjak kepergianmu. Kamu pergi. Tersembunyi rapat di gugusan awan yang selalu menaungi langit kota. Tahukah kamu seberapa rindu aku melihatmu lagi? Aku merindumu Merindukan aroma petrichor setelah kau puas menyapa bumi. Menyapaku disini. Aku merindumu Merindukan berbagi cerita denganmu dibawah derasnya air yang turun Aku merindumu Dengan sebatang pena, selembar kertas, dan kepulan asap kopi di pinggir jendela kamarku Aku merindumu Merindumu menumpahkan cerita kerinduan terhadap bumi Lihatlah, tidak hanya aku yang merindumu. Bahkan ranting-ranting itu menyambut sapaanmu dengan riang. Alam raya pun menyambut kepulanganmu. Puji syukur tak lepas kupanjatkan. Karena kamu, salah satu nikmatNya yang aku nantikan. Berkat cintaNya lah kita kembali dipertemukan. Di sini. Di bumi ini.