Langsung ke konten utama

Surat Kepada Kawan


Apa kabar kawan? Bagaimana harimu saat ini? Menyenangkan atau sebaliknya? Apakah kau lelah menjalaninya? Aku rasa tidak seberapa dibandingkan dengan tergapainya mimpimu. Karena pada akhirnya kau berhasil meraihnya bukan?

Kawan…
Kalau saja kau memiliki banyak waktu, sempatkanlah untuk membaca suratku ini. Maaf, kalau hadirnya tulisan ini dihadapanmu malah mengganggu kegiatanmu. Maaf, jika tulisan ini menyita pikiranmu. Maafkan aku yang mengganggumu kawan.

Kawan…
Ingatkah saat dulu ketika kita masih menggenggam mimpi yang sama? Banyak sekali rencana yang telah kita rancang dan ingin kita lakukan bukan?  Tetapi kemudian, jalan hidup mengubah segalanya. Impian yang kita rancang bersama harus gagal sebelum dilakukan. Kamu dengan jalanmu, begitu pula denganku disini.

Aku bahagia. Karena pada akhirnya, kamu berhasil mengejarnya. Tetapi ada sebersit kekecewaan pada diriku. Karena kita gagal untuk mewujudkannya bersama. Mimpi itu, saat ini, kamu sendiri yang akan memperjuangkannya. Semoga kamu kuat bertahan tanpa aku. Aku hanya bisa mendoakanmu yang tengah berjuang disana dari sini.

Kawan…
Jalan hidup yang aku jalani saat ini sungguh diluar perkiraanku. Jalan yang tidak pernah kuduga sebelumya. Karena sebelum ini, hidupku hanya berpusat pada satu hal. Ya… aku hanya melihat mimpi itu. Namun, Allah membangunkanku darinya. Ia menyuruhku untuk melihat kenyataan.

Seperti berenang dalam aliran sungai yang deras. Mencoba untuk melawan arus sekuat yang aku mampu. Begitulah aku saat ini. Mencoba untuk bertahan dengan caraku sendiri. Tetapi kau tau bukan, sekeras apapun aku melawan, pada akhirnya akupun akan terbawa arus karena aku lelah bertahan?

Disini… di tempat ini, aku kembali belajar. Memulai semuanya dengan kekosongan dan ketidaktahuan. Dimana setiap hal yang sederhana menjadi begitu rumit. Hal yang kecil menjadi besar. Satu langkah menjadi sangat berarti. Begitulah kehidupanku kini.

Kawan…
Tidak. Bukannya aku ingin mengeluh. Aku hanya ingin bersandar pada bahu yang dulu selalu menjadi tumpuanku. Karena saat ini aku tengah berada di persimpangan jalan. Dimana satu langkah yang aku pilih, akan menjadi sebuah langkah besar. Kau tau bukan kendalaku?

Aku memang tidak sendiri. Karena Ia perlahan menuntunku. Menunjukkan padaku tentang jalan yang terbaik untukku. Mungkin inilah yang Ia maksud. Jawaban dari segala tanyaku. Jawabnya dalam setiap do'aku. Mungkin inilah jawabnya. Tetapi seandainya saja kau ada disini. Aku ingin bersandar. Mendengarmu berkata “Semangat. Kamu pasti bisa. Berdo'alah. Aku mendukungmu.”

Kawan... 
Selamat menggapai mimpi. Bertahanlah dengan segala rintangan yang menghambatmu. Wujudkan mimpimu yang kini sudah berjalan. Jangan khawatirkan aku. Mungkin aku memang tengah bingung. Tetapi nanti aku akan menemukan jawabanku. Semoga.


Dari aku yang ingin bertemu denganmu segera


Komentar