Langsung ke konten utama

Rekindle to The Old Thing


Before this gonna be too far, it’s better if we’re praising Him first, for all of His mercy and abundant blessings so we have a chance to meet again here on this blog 😁

Hi, There πŸ˜ƒ
How are you? How is life?


The sentence above are belongs to….

Hihihi…

Just kidding, this is not a question you used to met when having an examination. That is purely just an opening from the thing I want to breakdown. Still, I find any words to write down here. So, while wait for that, there is nothing wrong with greeting first, right?

Honestly, I have no idea what I’m going to write about. Also have no clue what it will be. As far as I know, I’ve been missing quite long without leaving any notes to share. And this just another scratch to exercise after that writing absences. Still in the same water, there’s no word out but the feeling drive me so, even I have nothing to tell. So here it goes. Here I am. 


Foto oleh Pixabay dari Pexels


So, where have I been all this time?

I didn’t go anywhere. Hehehe 😁 because there’s no place to escape no matter how often I try to hide. I just living a normal life like everybody else out there. Keep surviving, keep struggling. Well, I admit that it’s tough. Especially in the special condition like we have now.

There are many lessons I got after passing all those things. Though this writing is finished, I’m still trying to figure it out what was happened and understand the meaning. Well, maybe after writing this, I need to make a list about those lessons and write it down here (maybe?). Hopefully, it's going smooth.

A few months ago since I’m switching to another world, everything related to writing seems missing out of my routine. I wasn't totally left it behind. Still, there are some scribble notes when my mind hit the line. So I just left it unfinished, before it turned into some notes like I used to write down on my notebook. Perhaps, there will be an opportunity to finish it in the other time. In fact, after several months, up until now, that still remain unfinished. Still guessing when it will be done.

One thing that I understand later, running away from your responsibilities is actually guilty pleasure. Quite challenging yet put another pressure. You can enjoy yourself in procrastination, but there will be some home works await. Therefore, no wonder if many people like to do so. If there’s someone who can take that charge, why should be ours?

Unfortunately…

No matter how far you run, it’s still yours. Not the others. How could they can make it done for you if it’s not related and none of their business? Like a burden that already scratched in your chest and still carried away. So, the only way to solve is just accept it and finished it one by one. Where do you want to go if it following you just like your own shadow?


So….

Through this post, I hope to get back to it before it’s too late. I want to get used to it again before I can’t do that anymore. I just want to reconnect those things that were cut off. I want to rekindle this relationship before it were totally messed.

Yup, though I know there’s a possibility when I missed it again. But for sure, to reviving what you used to do after a long time is not easy. Need several times to adapt with the new condition right? Even if you just looks like a stupid who wasting time.


Btw, how is your life going so far?


___ ___ ___


Sebelum tulisan berlanjut, tak ada salahnya memanjatkan do’a pada Tuhan yang Maha Esa untuk segala nikmat dan karunianya yang berlimpah juga kesempatan untuk berjumpa kembali. Di sini, di blog ini. Cieileh 😁

Hai πŸ˜ƒ
Apa kabar? Bagaimana kehidupan berjalan?


Kalimat di atas tergolong dalam surat….

Hehehe…

Tenang, ini bukan soal ujian bahasa Indonesia kok. Pertanyaan di atas memang murni hanya pembuka dari suatu kebekuan yang mau dicairkan. Tak ada yang salah dengan menyapa kan?

Sejujurnya, aku tidak tahu kemana tulisan ini mengalir. Juga tidak punya rencana tulisan ini akan menjadi apa. Yang aku tahu, sudah lama aku menghilang tanpa jejak yang biasa dibagikan. Yang aku tahu, ini adalah salah satu dari sekian catatan yang digunakan untuk latihan dalam mengurangi kebuntuan pasca absen menulis. Masih dalam jiwa yang sama, tak banyak berkata, tetapi perasaan membuncah, walau tiada bahan. Jadilah terasa sesak.


Jadi, kemana aku selama ini?

Tidak kemana-mana. Hehehe 😁
Karena memang tiada tempat yang bisa digunakan untuk sembunyi sesering apapun berlari. Aku hanya menjalani kehidupan normal seperti kebanyakan orang di luar sana. Bertahan hidup. Ternyata gak mudah juga ya untuk bertahan di situasi terjepit?

Ada banyak hal sih sebenarnya yang bisa aku jadikan pelajaran. Bahkan sampai tulisan ini selesai diketikpun aku masih mencerna maknanya. Mungkin, tambahan pe-er ku setelah ini adalah membuat list mengenai pelajaran yang aku dapat kemarin. Doakan saja semoga tak terhalang mager.

Beberapa bulan yang lalu sejak beralih fokus, segala hal yang berhubungan dengan tulis menulis seolah lenyap dari agendaku. Tidak sepenuhnya ditinggalkan, aku hanya membuat coretan tentang uneg-uneg yang seharusnya segera dijadikan beberapa bait dan baris kalimat seperti biasanya. Barangkali nanti, ketika punya waktu luang, ada kesempatan untuk kembali menulis. Nyatanya, sudah lewat hitungan bulan belum juga tuntas dan terlaksana. Alhasil, catatan tersebut hanya menumpuk tanpa terselesaikan. Tepatnya belum. Entah kapan bisa tuntas.

Satu yang aku pahami kemudian, melarikan diri dari tanggung jawab itu sebenarnya sungguh nikmat. Nikmat sekali. Pantas saja kalau kemudian banyak juga orang yang melakukannya. Kalau ada orang lain yang bisa menyelesaikan, kenapa harus saya?

Sayangnya….

Mau sejauh apapun melarikan diri, tetap saja itu bukan tanggung jawab orang lain. Bagaimana mereka bisa menyelesaikan, kalau itu saja tak ada hubungannya dengan mereka?

Ada semacam beban yang terlanjur tergores di dalam sana. Menuntut pertanggungjawaban. Menuntut diselesaikan. Jadi, satu-satunya jalan, ya harus kembali dan selesaikan satu per satu. Memang mau lari kemana lagi bila hadirnya saja serupa bayangan yang mengikuti kemanapun kita pergi?


Jadi…

Melalui tulisan ini sebenarnya aku ingin menghidupkan kembali hal yang pernah menemani sebelum dia benar-benar mati. Melalui tulisan ini aku ingin mencairkan kembali hal-hal yang pernah membeku dan jadi kaku. Melalui tulisan ini, aku hanya ingin menjalin kembali beberapa hal yang terputus.

Ya… meskipun juga ada kemungkinan tak rutin dan peluang janji untuk selalu mencoba berulang kali gagal ditepati. Tapi sungguh, menghidupkan kembali kekakuan yang sudah lama ditinggalkan itu tak mudah. Waktu yang dilewati hanya untuk menetaskan satu kata saja seolah seperti terbuang percuma kan?


Ngomong-ngomong, bagaimana kabar kalian sejauh ini?



Komentar