“Ah, santai aja! Gampang tuh buatnya. Ntaran aja cepat kok
kelarnya,”
Ada yang kepikiran begitu juga gak sih kalau dikasih
tugas yang gampang?
Kalau ada, cheers, kita samaan. Suka menunda? Toss, aku juga gitu kok. Saking banyaknya tugas dan ulangan yang diberikan guru-guru demi mengejar nilai bagus di raport, kami (baca: para siswa) sampai bingung mau ngerjain yang mana duluan.
Kalau ada, cheers, kita samaan. Suka menunda? Toss, aku juga gitu kok. Saking banyaknya tugas dan ulangan yang diberikan guru-guru demi mengejar nilai bagus di raport, kami (baca: para siswa) sampai bingung mau ngerjain yang mana duluan.
Mulai dari tugas bikin laporan praktikum yang dikumpul
pertemuan selanjutnya, prepare ulangan dari guru yang susah banget ngasih peluang buat
kita untuk... ya, tau lah yak. (If you know what I mean), sampai mesti bikin materi plus prepare buat presentasi. Belum lagi kalau misalkan perlu prepare alat dan bahan buat
praktikum. Apalagi kalau deadlinenya pada dekat semua. Widiw... mantabss
Kalau udah gitu, jadi pusing nih mana yang mesti dikerjain
duluan. Apalagi kalau lagi musimnya ulangan. Yang lebih ajib lagi, di masa-masa ulangan gini, ada juga tugas yang masih tetap setia untuk hadir. Ya... gak seberat bikin laporan praktikum sih. Cuma disuruh cari
iklan di koran tentang lamaran pekerjaan. 'Ah, itu sih gampang. Cari selama sepuluh menit aja palingan juga dapet'.
Walhasil, mari kita tunda dulu nyarinya. Toh juga gampanglah. Kecil.
Nah, masalahnya emang beneran sepuluh menit kelar nyarinya?
Terkadang, apa yang kita pikir gampang nyatanya gak
segampang yang dikira. Kalau pernah nonton film Titanic, pasti gak asing dengan gunung es yang fenomenal itu. Tahu kan
adegan pas kapal mau nabrak gunung es? Hanya dari sebuah perkiraan aja sih, awalnya. Tapi, mana tahu kalau bakal jadi tragedi?
Dikiranya, gunung es hanya segitu aja. Tinggal dihindari dikit, amanlah nasib. Tapi ternyata, gunung es yang di bawah permukaan laut lebih besar kan? Sehingga kapal yang dikiranya berhasil menghindar, meskipun nyenggol dikit sih di permukaan atas, ternyata udah menyinggung banyak banget alias menabrak bagian yang tak terlihat, sampai perlahan kapal mulai tenggelam dan menimbulkan korban jiwa.
Kejadian nyari sepotong iklan lapangan pekerjaan juga kurang
lebih kayak gitu. Cuma gak menimbulkan korban jiwa. Belum tepatnya, kecuali yang mau bunuh diri gara-gara frustrasi gak dapet iklannya. Hehehe 😁
Aku kira, nyarinya gak sampe sepuluh menit. Ternyata, bisa
ditebak sendiri lah akhirnya. Bahkan satu koran aja ada yang sama sekali gak
memuat iklan lapangan pekerjaan. Sempat bingung sih, mau nyari dimana lagi.
Masalahnya aku baru nyari menjelang tidur. Ya, itu tadi, karena aku pikir nyarinya
gampang. Mana tahu kalau ternyata titipan koran yang dibawain mama kebanyakan tentang promo paket
liburan 😑😔. Tahu aja mama anaknya butuh liburan. Eh, loh?
Udah deh, kumat tuh
sindrom panas dingin takut dimarahin gurunya kalo sampai gak bawa. Habisnya, udah
dibolak-balik sampe tulisan dalam koran gak mau kebalik juga gak nemu-nemu. Mana udah
malem banget lagi. Tetangga juga pasti udah pada tidur. Apalagi untuk urusan sekadar meminta koran bekas yang sayangnya bagi aku saat itu bukan perkara remeh lagi jadinya. Masa iya, mesti
bangunin tetangga dulu biar tugas kelar? Bisa-bisa malah aku diusir kayak
ngusir kucing, ditambah dilemparin panci, batu, sendal, duit (ehee... kalau yang terakhir sih ngarep
banget).
Akhirnya aku cari pelan-pelan. Baca satu persatu
halaman koran. Tutup lagi buka lagi, sim salabim. Alhamdulillah, ketemu. Meskipun gak yakin apa maksud gurunya iklannya seperti ini atau bukan hanya karena kurang lengkap seperti contoh. Tapi daripada gak dapet sama sekali kan, ya? Yauwes lah. Masalah salah atau benarnya kan belakangan.
Akhirnya aku pun bisa bobo dengan tenang tanpa takut
dilemparin panci, sandal, atau batu sama tetangga gara-gara tidur yang terganggu. Eaaak... selamat dari drama.
Jadi intinya tuh..... sebenernya gak ada 😁
Atau mungkin aku yang terlalu malas mengambil suatu kesimpulan dari kejadian absurd ini. Hanya sekadar berbagi cerita aja sekaligus mengingatkan terkhusus diri sendiri, kalau tugas sekecil apapun jangan dianggap remeh. Karena, kalau kamu menganggap itu hal yang gampang, belum tentu itu segampang yang dipikirkan. Malah, gak menutup kemungkinan kan bisa jadi masalah yang mungkin saja mempersulit kamu. Jadi….
Selamat menyimpulkan sendiri, ya 😁
Atau mungkin aku yang terlalu malas mengambil suatu kesimpulan dari kejadian absurd ini. Hanya sekadar berbagi cerita aja sekaligus mengingatkan terkhusus diri sendiri, kalau tugas sekecil apapun jangan dianggap remeh. Karena, kalau kamu menganggap itu hal yang gampang, belum tentu itu segampang yang dipikirkan. Malah, gak menutup kemungkinan kan bisa jadi masalah yang mungkin saja mempersulit kamu. Jadi….
Selamat menyimpulkan sendiri, ya 😁
Komentar
Posting Komentar