Langsung ke konten utama

Hey, Kamu! Iya, Kamu!


Hey kamu! Iya, kamu.

Aku cuma mau ngingetin, jangan berdiam di situ terlalu lama. Gak baik. Ntar kamu masuk angin lagi. Kalo udah kayak gitu siapa yang repot? Aku juga kan?

Jangan bengong terlalu lama juga. Ntar kesambet lagi. Kamu tuh harusnya sadar. Waktu terus berjalan sembari kamu melamun, memikirkan semua masalahmu. Percuma kalo masalah dilamunin aja, tapi gak dipikirkan solusinya. Masalah itu buat dihadapi, bukan buat dilamunin doang.


Hey Kamu! Iya, kamu. Kamu.

Kapan mau beranjak dari sana? Jangan berdiam terlalu lama. Atau kamu bakal kehilangan momen yang seru dan kamu bakalan telat menyadarinya. Ayo dong! Pindah. Meskipun mungkin itu membuat kamu gak nyaman. Tapi coba deh dilawan. Aku tau, kamu pasti bisa. Seperti slogan sekolah kita. Bukankah hidup penuh dengan tantangan? Meskipun itu berarti kamu harus meninggalkan tempat ternyamanmu?


Hey Kamu! Iya, kamu.

Jangan mau enaknya doang. Kan kamu udah pernah bilang ke aku, “Susah senang, ditanggung bersama.

Sekarang mana kata-katamu yang itu? Masa harus aku yang menanggung susahnya terus kamu maunya tinggal beres aja? Aku gak akan bisa ngelakuin ini semua kalo gak berdua sama kamu. Gimana kita mau dapet nikmat yang lebih kalo hanya aku yang menanggung susahnya sendirian?


Hey Kamu! Iya, kamu.

Ada satu pertanyaan yang harus kamu jawab. Gak perlu semua orang mendengar jawabanmu. Cukup aku, kamu dan Tuhan yang tau. Apa di sini terlalu nyaman untukmu sehingga kamu enggan beranjak meninggalkan tempat ini ?

Tempat ini memang terlalu nyaman buat kita. Tapi gak selamanya kita akan ada di sini. Karena hidup kita berjalan terus. Cepat atau lambat kita (jadi terpaksa) beranjak. Tapi tenang aja. Suatu hari nanti, kamu bisa kok kembali ke tempat ini lagi. Bersama aku tentunya. Karena kita adalah satu.


Hey kamu! Iya, kamu.

Jangan terpuruk lagi ya. Kalo ada masalah senyumin aja dan yakin kamu bisa menghadapinya. Karena bukan cuma kamu yang akan menghadapinya, tapi juga aku. Seperti kata kamu, “Susah senang kita hadapi bersama

Kasian itu wajah ditekuk melulu. Mendingan dipake buat tersenyum aja. Karena aku ingin melihat senyum di wajahmu. Bukan kesusahanmu. Kan aku udah pernah bilang, kalo kamu susah, aku juga susah. Jadi kalo kamu pengen aku bahagia, Bisakah aku melihat senyum itu dari wajahmu?


Komentar