Langsung ke konten utama

Hello, World


Meet, Mega, the person behind this blog.
She’s just a girl who openly share her stories here.


Gambar hanya pemanis. Tentu saja bukan aku



Bukan.

Meskipun dilihat dari judulnya memang lebih sering digunakan sebagai postingan pembuka ataupun untuk perkenalan, tulisan ini sama sekali tidak mengarah ke sana. Apa iya perlu mengulang perkenalan lagi?😁😎 Apalagi kalau tulisan ini ditujukan sebagai postingan pembuka di blog ini, jelas sekali bukan.

Lalu, ini tentang apa?

Sejujurnya, dua kata tersebut berputar di kepalaku berulang kali. Bahkan akhir-akhir ini, hampir setiap memulai hari kata itulah yang langsung pertama kali terpikirkan.

Aneh? Gak juga.
Buktinya, banyak juga orang di luar sana yang juga mengalami ataupun melakukan hal serupa kan? ‘Selamat Pagi, Dunia’ begitu kiranya sapaan yang senada.

Sebenarnya, tidak ada yang istimewa dari dua kata tersebut. Tetapi semua berubah semenjak Negara Api menyerang. Ah, bukan. Tepatnya setelah memiliki banyak waktu untuk merenung. Semakin aku memaknai, semakin rumit pula pola pikir ini πŸ˜…. Apakah sebenarnya memang ada maknanya?

Pertama, masih teringat jelas sebuah pembicaraan ketika seorang teman menyarankanku untuk bersikap lebih terbuka terhadap orang baru. Menurutnya, meskipun mungkin aku tergolong rame, ada bagian lain dariku yang masih tertutup dan sulit ditembus.

Apa iya? Bagian mananya?
Kok bisa-bisanya aku gak nyadar? Apa dia cenayang?

Pernah aku minta jawaban rincinya tentang hal itu, tapi sepertinya aku lemah dalam mengingat hal detail. Bahkan jawaban yang lumayan jadi bahan introspeksi, semudah itu terlupakan πŸ˜‘. Sekarang, semakin aku mengingat lagi, semakin hilang dan tak berbentuk. Yang ada malah kemana-mana mikirnya. Tapi… mungkin saja mereka benar.

Sejauh yang aku amati, memang aku jarang terlihat berkabar di dunia maya. Padahal kalau dipikir-pikir, kasih kabar di dunia maya lebih mudah, cepat, dan irit. Paling hanya perlu untuk membeli kuota internet atau mencari sinyal wifi. Kebanyakan orang juga lebih cepat tahu kabar tentang seseorang dari sini kan? Apalagi yang hitungannya udah lama gak ketemu.

Kalau yang dimaksud terbuka adalah sering posting atau ‘terlihat’ di sosial media, mungkin memang benar aku tergolong yang tertutup. Aku bukan ‘si aktif’ yang sering tampil di sana. Ketimbang aktif posting, aku lebih sering membaca, atau menjadi pengamat saja.

Aku gak merasa ada bahan yang bisa aku bagikan untuk khalayak umum untuk jadi status, ataupun sekadar memperbaiki feed. Seringnya malah kebanyakan mikir dan berakhir gak jadi upload. Bahkan, meskipun punya akun di beberapa media, kebanyakan terbengkalai dan tidak lagi aktif. Ujung-ujungnya jadi mikir, kenapa juga buat akun kalau gak dipakai? πŸ˜‘

Bagaimana di dunia nyata?
Hmm, sepertinya juga gak jauh berbeda 😁. Maksudnya, keluar rumah seperlunya aja karena aku (yang entah sejak kapan) tipikel anak rumahan. Bahkan nongkrong aja kalau gak kepepet, ya gak bakal berangkat. Alhasil, jadi gak banyak tahu tempat yang hype atau cocok untuk sekadar ngobrol cantik. Jangankan nongkrong, dimintain rekomendasi tempat makan yang enak aja aku suka bingung sendiri.

Kedua, karena belakangan aktivitas di luar rumah berkurang, ditambah lagi menjalani kehidupan yang lumayan tertutup sesuai gambaran di atas, mungkin sudah saatnya untuk mengganti suasana baru. Ibarat kata keluar dari cangkang walau nyatanya aku tak membawa rumah seperti beberapa jenis moluska 😁. Bersiap untuk menyambut berbagai hal baru dan menikmati petualangan di dalamnya. Walaupun mungkin gak selamanya mulus. Sebab, boleh jadi aku mulai penat dengan situasi yang perlahan jadi pengap ini.


Sekali lagi, gambar bukan milik pribadi



Hello, World...


Dua kata itu seolah menjadi pintu buat aku untuk membuka apa yang selama ini tertutupi. Mungkin semacam adanya harapan, perjalanan hidup, atau merancang hidup dengan semangat yang baru. Entahlah.

Seolah siap menyambut beragam warna dan menantang tiap pelik yang selama ini diisi warna-warna monokrom dan tanpa arah. Menjadi batasan untuk seorang yang biasa dan ingin menjadi luar biasa. Tak cukup hanya menjelajah, tetapi juga berusaha untuk memegang komitmen dan konsisten dengannya. Menjadi the better version dari yang sudah-sudah.

Masalahnya…
Tiap kali kata itu berputar, tiap saat itu pula penggoyahnya muncul dalam bentuk keraguan. Siapkah aku? Ah… bukan. Maukah aku untuk memulai meski harus terseok di awal?

Semoga saja, tulisan ini bukan hanya sekadar tulisan. Tetapi juga menjadi bahan renungan ketika nanti semangat mengendur lagi.


---

Meet, Mega, the person behind this blog.
She’s just a girl who openly share her stories here.

Gambar hanya pemanis. Tentu saja bukan aku


No.

Although by reading the title, it often used as an opening or starting the introduction, this doesn’t relate to that at all. Do you need more introductions?😁😎 Especially making this post as an opening for the first post. Clearly not.

So, what is this about?

Frankly said, those two words ran through my head all over again. Even lately, when I’m about to start the day, these immediately come to mind.

Is it strange? Not really.
I’m sure that people out there are still doing this kind of thing or something similar. For example, ‘Good morning, World.

In fact, there is nothing special about these words. But everything changed when the Power Country started to attack. Ah, I mean not. Exactly after I had plenty of time to contemplate. The more I think about it, the more complicated it is πŸ˜…. So, does it really have any meaning?

First, I still vividly remember a chat when my friend advised me to be more open, especially to the people I just know. According to her, even though I might be cheerful and easy to get along with, there were some parts of me that I still hold and seem untouchable.

Is that so? Which part?
How come I can't even notice?

I once asked for a detailed answer about it, but I should admit that I’m weak at remembering the details. Even an answer for my good sake, easily forgotten πŸ˜‘. Poor me. Now, the more I try to reassemble it all, the more it's lost and missing. I might even think about other things that are not related to. Regarding their views… maybe they were right.

As far as I realized, I rarely seen posts anything online. While, it’s actually easier to share everything (even life updates) through online/social media currently. But, make sure to have a connection so you can post it. We also immediately know someone’s condition here. Especially if it’s been a long time since the last time you met them in real.

If being open means by frequently posting or being visible on social media, maybe it’s true that I am classified as a private person. I'm not the active one who often appears and updates news there. Instead of being active, I just often read or being a viewer.

I don't think I have interesting things to share publicly, for just a status or updating the feed. Once I find something interesting, I mostly think over it and end up delaying (and forget my intention to post). I also have some other accounts in other places, but they were abandoned and no longer active. Sometimes I wonder why I created so many accounts then πŸ˜‘.

How about in real life?
Hmm, it doesn't seem much different 😁. I mean, I only leave the house if it’s really necessary. I don’t know when I became a homebody person. Even just for hanging out with friends, if it’s not really urgent to meet, I can’t easily go out. As a result, I don't know a good place to gather with friends and have a long talk. It’s also the same condition as giving a recommendation for having lunch or dinner outside home.

Second, due to lack of activities outside home, plus living a life as described above, this might be the time to have a new atmosphere. Like getting out of your comfort zone or the shelter where you get used to it. Be ready to welcome some new things and enjoy the adventures. Although it may not always go smoothly.

***

Hello, World...

Those two words are like a key to open the door that has been closed for quite long. Maybe it contains some kind of hopes, life journey, or planning life with a new spirit. I’m not quite sure.

As if it’s ready to welcome new colors and challenge every difficulty that has been filled with monochrome and without any direction. From being ordinary into extraordinary. Not only to explore a new thing, but also to be more consistent with it. To be the better version of what it used to be.

The problem is…
Every time the words are spinning around, there is also the thing I question more often. Am I ready? No. Will I start even if I have to stumble at the beginning?

Hopefully, this is not just writing. But also another reflection when the spirit is losing up.


Komentar