Langsung ke konten utama

Tentang Juli




Bagaimana hendak memulai?

Sembari memikirkan beberapa kata untuk menulis, aku hanya bisa tersenyum. Bukan pada pencapaian yang sudah ku rancang dan berhasil terpenuhi dari jauh-jauh hari. Bukan pula karena tak lama lagi, salah satu tanggung jawabku terlepas. Bukan.

Mungkin, beberapa orang yang melihatku menganggapku gila, atau terlampau bodoh. Entahlah. Aku tak lagi mendengar racau mereka yang selalu ingin tahu itu. Untuk apa? Toh mungkin saja kabarku saat ini menimbulkan dua warna pada diri mereka.

Bila kuhitung kembali, sudah cukup lama juga aku mengisolasi diri. Tak lagi tertarik untuk berbasa-basi. Tak lagi berminat untuk tetap menyunggingkan senyum ramah. Juga tak lagi berniat untuk memperlakukan mereka dengan istimewa. Ah… mungkin masih. Tetapi hanya pada mereka yang benar-benar peduli. Lagipula, tidak semua orang harus dibahagiakan bukan?

Tenang saja, Aku sudah mengetahui konsepnya sejak lama. Hanya saja baru benar-benar menerapkannya.

Ya, aku tersenyum saat ini. Menertawakan diri yang dengan bodohnya masih nyaman dengan kelembaman. Mengapa harus menjadi se-pathetic itu? Mengapa pula masih menjadi sebodoh itu? Menyesal, tapi tetap mengulanginya lagi.

Mungkin bukan Ia yang aku kecewakan. Mungkin bukan mereka yang aku khianati. Mungkin juga, bukan Ia, yang aku berusaha lari. Tetapi… semua berbalik pada diriku sendiri saat ini. Kemana saja aku? Mengapa baru menyadari setelah melakukannya selama ini? Lalu setelah mengetahui bagaimana? Apakah tetap bertahan pada tempat yang sama?

Perihal Juli, hitungan ketujuh pada bulan dalam tahun masehi. Ada sekat tipis diantara setiap jawaban. Bagaimanapun masalahnya, hanya sekat tipis itu yang memisahkan. Memang sangat tipis, hanya saja cukup membuat alurmu berubah drastis.

Disini… aku masih bertarung dengan kebimbangan itu.

Komentar