Langsung ke konten utama

Untuk Kamu, yang Tengah Sendiri


Orang bilang ini malam keramat bagi kamu yang masih dalam kesendirian. Menghabiskan sepanjang malam hanya dengan mengamati bintang. Lalu ketika kepalamu lelah mendongak, yang kau lihat hanyalah sepasang kekasih yang tengah memadu kasih. Berbagi rindu, karena seminggu tak bertemu. Merajut jalinan kisah asmara di bawah sinar rembulan. Ah... betapa romantisnya.

Lalu dalam keheningan malam, kembali bertanya pada diri sendiri. Meratapi nasib yang masih seorang diri. Berandai seluas samudera, seandainya saja dia ada. Menemani kesunyian hari yang tak pernah reda. Sayangnya itu hanya sebuah bentuk pengandaian yang entah kapan menjadi nyata.

Lalu setelah lelah mengandai, kakipun kembali mengukir langkahnya memasuki kamar. Memasuki ruang dimana ia selalu ada. Tempat yang mengijinkan kita melakukan apapun di dalamnya tanpa khawatir stigma negatif.

Tempat itu... kini menjadi saksi bisu atas kelamnya hati. Meringkuk di bawah selimut seraya berharap hari baru segera berganti. Atau meminta langit menumpahkan hartanya malam ini. Mengusik romansa yang hampir mencapai klimaksnya.

Ah... doamu cukup egois. Tetapi aku menyukainya. Entah melalui malam ini dengan meringkuk di bawah selimut, menatap bintang di langit, atau menyaksikan hujan yang kau harapkan turun.



Dariku, yang sama sepertimu...


Komentar