Langsung ke konten utama

A Simple Thing that Need A Deep Thought


Tulisan ini berawal ketika aku dalam waktu yang sebenarnya tidak terlalu senggang memutuskan untuk menonton cuplikan drama sembari menunggu sebuah ide muncul dari gudangnya.

Niat awal hanya ingin mencari bagian yang bisa dijadikan objek untuk tertawa bebas melepas beban yang tengah menghimpit. Apa daya? Yang aku temukan malah rasa penasaran yang meningkat dan menjadikan aku melanjutkan beberapa episode dengan mode skip pada beberapa adegan.

Berkisah tentang seorang pemuda yang bisa dikatakan kurang mampu. Tetapi pada suatu titik, hidup memberinya kesempatan untuk merasakan kemewahan. Yah... memang sangat klasik. Imajinasi yang sering ditemukan dalam sebuah tulisan. Bukan karena kisahnya yang membuatku terkesan. Namun karena dialog tokohnya ketika si tokoh utama berada dalam kebimbangan.

Ceritanya nih, dia memiliki seorang teman yang diceritakan dapat memahami suasana hatinya seketika pas sedang curhat ria mengenai apa yang sedang terjadi dalam hidupnya yang berubah drastis. Pertanyaan yang menurutku sangat kritis pun dilontarkan begitu saja. Pertanyaan yang sederhana. Namun butuh waktu untuk menjawabnya.

'Apa yang menurutmu penting dalam hidup?'

Sangat sederhana bukan? Ah... bahkan ini pertanyaan yang sangat mendasar sekali. Tetapi begitulah. Bahkan tokoh utama dalam cerita itu saja butuh waktu untuk mendapatkan jawabannya.

Jika kamulah yang mendapat pertanyaan seperti itu, apa yang akan kamu jawab?

Bukan cuma si tokoh utamanya aja yang dibuat mikir. Aku pun juga jadi ikutan berpikir keras dalam mencari jawabannya. Selama ini menurutku ada beberapa hal yang penting, seperti pendidikan, keluarga, dan beberapa hal yang aku sendiri masih mencari lagi. Tetapi kalau disuruh memilih salah satunya? Hehehe...Aku belum tahu. Mungkin ini masih dalam bentuk kelabilanku dalam menentukan prioritas. Nyatanya aku belum sedewasa itu dalam menentukan pilihan.

Tokoh utama tersebut pada akhirnya memberikan jawabannya setelah pemikiran yang panjang. Menurutnya, kebahagiaan keluarganya adalah yang terpenting. Tidak masalah walaupun dia perlu berdamai dengan ketidaknyamanannya. Selama keluarganya bahagia, ia pun juga akan bahagia.

Jawaban yang heroik sekali bukan?
Reaksiku setelah tahu jawabannya: Widiw... Mantap. Mengagumkan. Terpesona. 

Ia rela melakukan pengorbanan besar untuk seseorang yang disayanginya. Itulah yang sangat berharga dan umumnya sangat diapresiasi orang banyak. Tidak cuma di drama itu aja kok. Bahkan dalam tulisan-tulisan yang aku baca juga kebanyakan mengungkapkan hal yang sama.

Tetapi sebenarnya tidak sesederhana itu. Untuk melawan hal yang membuat kita tidak nyaman itu tidak mudah. Sama saja seperti mengorbankan diri sendiri demi kebahagiaan orang lain. Lalu bisakah kamu bertahan dengan rasa sakit demi melihat senyuman seseorang yang kamu sayangi? Itu menyayangi, atau niat menyiksa diri?  

Ya... meskipun untuk mencintai/menyayangi seseorang perlu berkorban, tapi apa iya perlu segitu tersiksanya? Jadi, Cinta Ini Membunuhku dong, ntar? 

Kalau aku sendiri, mungkin belum bisa melakukannya. Buktinya, kalau harus disuruh berkorban, mungkin aku bilang bisa ke orang-orang. Tapi ketika menjalaninya, hmm, bisa gak terhitung berapa kali aku sambat/ngeluh.
 
Mungkin kamu tidak mengeluhkannya dalam kata-kata lewat gerutuan. Tetapi bisa saja itu terpancar dari raut wajahmu, sikapmu, atau bahkan kelesuanmu dalam menjalani hari.
 
Bukan karena tidak sayang. Bukan pula karena tidak cinta. Tapi bagaimana bisa mengatakan ikhlas untuk berkorban sedangkan sakitnya cobaan yang ditanggung untuk membahagiakan dia yang kamu sayangi sering membuatmu mengeluh?


Ini juga yang membuat teman si tokoh utama itu tidak puas dengan jawaban yang diberikannya. Pada akhirnya mereka kembali menyusuri jejak lampau si tokoh utama yang membuatnya merasakan momen yang pernah terjadi pada tempat itu. Ajaibnya, temannya bisa lebih peka terhadap apa yang dirasakannya ketimbang dia sendiri. 

Eh, tapi.... Terkadang mungkin hal seperti ini does exist kali ya? Makanya gak heran kalo sometimes we need other views to look deeper what actually we think or feel about something. Ucapan yang menurutku menarik selanjutnya adalah, 'lebih penting membuat dirimu sendiri bahagia terlebih dulu.'

Iya juga ya? Sebab bila diri kita bahagia, kita akan menjalaninya tanpa tekanan bukan?

Gara-gara itu, jadi muncul lagi nih pertanyaan selanjutnya yang terbersit. Hal apa yang membuat dirimu sendiri bahagia? Salah satu pertanyaan sederhana. Tetapi juga perlu waktu untuk menjawabnya. Terutama bagi seseorang yang masih mencari. Mungkin, memang perlu waktu sampai akhirnya menemukan. Karena bagaimanapun, bukankah jawaban itu hanya kita sendiri yang bisa menemukan?


Untuk kamu yang telah menemukannya, selamat memecahkan salah satu teka-teki kehidupan.


Komentar