Langsung ke konten utama

Untuk Hutang, yang Belum Terbayar


Assalamualaikum, Pak... masih ingat dengan saya?

Saya, yang dulu pernah berdiam di depan masjid ini. Menikmati segarnya soto di bawah terik matahari. Mengatasi orkestra yang mendendangkan lara yang sudah bergema sedari pagi karena lelah berdiri, berjemur. Bersama ribuan manusia baru.

Kala itu saya masih menjadi manusia yang belum terbangun. Manusia, yang masih menikmati mimpinya sendiri. Sampai detik ini pun sebenarnya masih belum ada yang berubah. Tetapi jika menapaki dinding dimana mimpi pernah terukir dulu, rasanya saya malu sendiri. Karena saya masih tertidur.

Di bawah terik matahari memang melelahkan. Bukan karena saya takut menjadi gelap. Hanya saja saya lelah berdiri. Menunggunya, yang terpaksa menjadi pujaan hati. Kala itu, saya masih belum benar-benar menerima kehadirannya yang akan menemani hari-hari saya.

Dalam penantian itu, ada jenuh yang melanda. Ia berjalan lama sekali. Lalu saya memutuskan untuk pergi. Berjalan mencari tempat teduh. RumahNya. Rumah yang sanggup memberi kesejukan dari satu per tujuh puluh panasnya neraka. Usai mengadukan semua padaNya, saya hanya bisa menunggu di serambi masjid.

Pertama, dari usulan teman. Untuk mengatasi masalah yang kami hadapi saat itu. Dari situlah pertama kalinya kita bertemu, Pak. Berkenalan di antara racikan soto. Menyadari bahwa sebenarnya kita adalah saudara. Walau tidak terikat.

Lalu di antara kepulan asap kuah soto yang masih panas, diam-dian saya mengucapkan sebuah kata. Ya, kata yang hanya saya sendiri yang mengetahuinya. 'Lain kali, saya akan kembali.'

Tetapi sampai detik ini, kata-kata itu belum terealisasi. Selalu saja ada alasan. Waktu kuliah yang begitu dekat, tidak membawa uang, baru saja selesai makan, dan beberapa alasan lainnya.

Bapak, saya tidak berani berjanji lagi. Sebab janji adalah hutang. Hutang harus dibayar. Saya memang kembali. Tetapi tidak untuk menyantap semangkuk soto. Doakan saja pak, suatu saat nanti saya bisa mewujudkan kata-kata itu.


16.03.03


Dariku, yang masih belum membayar hutang

Komentar